Secara tidak langsung dengan mencari akses terhadap kebutuhan pangan seperti pasar produk hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah no 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Selaras dengan itu, FAO menyebutkan bahwa kondisi ketahanan pangan harus memenuhi 4 Kualitas/keamanan bahan pangan yang digunakan. Sumber pangan tidak melulu dari pola konvensional yang membutuhkan lahan yang luas.
Akan tetapi, dapat juga adaptif dengan kehidupan masyarakat perkotaan. Contohnya, model pertanian urban yang dikembangkan saat ini. Faktor yang membedakan terletak pada pelaku dan media tanamnya. Hidroponik adalah istilah yang dipakai untuk sistem penanaman dalam media air, dimana unsur hara yang biasa diperoleh tanaman dari tanah digantikan dengan nutrisi buatan dalam media air.
Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan pipa air. Untuk menjamin sirkulasi nutrisi, dalam rangkatan pipa air tersebut disiapkan alat pompa dengan kapasitas tertentu. Selain nutrisi, hal yang perlu diperhatikan dalam membuat hidroponik adalah suhu dan intensitas cahaya. Tanaman hidroponik outdoor membutuhkan cahaya matahari sekurangnya 8 jam, dengan cahaya yang terbaik yaitu mulai dari pagi sampai tengah hari.
Sementara tanaman hidroponik indoor butuh cahaya dengan lampu LED yang sudah dipadukan spektrum biru dan spektrum merah selama 8 – 10 jam. Sebagai gambaran pada lahan 1 x 2 meter, dengan metode hidoponik dapat menampung sekitar 20 – 25 tanaman dalam sekali siklus tanamnya. Penanaman dengan cara ini relatif hemat biaya karena alat yang dipergunakan cukup sederhana. Cara lain yang cukup efisien dalam memanfaatkan lahan adalah dengan menerapkan vertikultur.
Dengan memanfaatkan bidang vertical seperti dinding dan pagar rumah. Keunggulan vertikultur juga adalah pada pot tanaman yang biasanya berupa botol bekas, bambo atau bahan sekitar rumah yang dapat “disulap” sebagai wadah tanaman. Memanfaatkan Rooftop sebagai taman Rooftop dengan menjadikan bagian atap rumah sebagai lahan bertanam. Dapat dengan menggunakan berbagai cara penanaman.
Hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan konstruksi rooftop, karena selain untuk tempat tanaman tumbuh juga harus dapat menahan beban manusia yang berada di atas. Fungsi taman rooftop selain pada hasil tanaman juga sebagai peredam panas matahari yang masuk ke dalam rumah serta sebagai tempat bersantai. Hal ini dikarenakan sebagian besar pertanian urban lebih memilih menerapkan sistem penanaman organik yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis. Pertanian urban dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat untuk ditinggali dengan berbagai sistem penanaman seperti vertikultur, hidroponik dan aquaponik yang dengan mudah dapat diterapkan di area terbatas.
Hubungan sosial kemasyarakatan dapat tumbuh dengan menguatnya rasa kebersamaan dan menciptakan budaya bergotong royong di lingkungan masyarakat perkotaan. Kelalaian dalam perawatan juga memicu berkembangnya nyamuk yang menjadi sumber penyakit. Sebuah kebijakan pemerintah yang dapat diterapkan antara lain terkait dengan penetapan pajak bumi dan bangunan. Penetapan pajak dengan memodifikasi pendataan manual dengan teknologi citra satelit dapat memotret luasan rumah dan pekarangan masyarakat beserta tutupan lahan dan tutupan atapnya.
Kebijakan pengurangan pajak diterapkan bagi rumah tangga yang memaksimalkan pemanfaatan lahan bahkan rumah untuk penghijauan termasuk diantaranya pertanian urban. Peningkatan ketahanan pangan di level rumah tangga di masyarakat perkotaan dapat diupayakan dengan pelaksanaan pertanian urban yang melibatkan banyak rumah tangga pelaku. Memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman atau dengan memadukannya dengan beternak dan memelihara ikan dapat menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus serta dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga yang berkualitas. Dengan sederet keuntungan yang diperoleh dari berkebun di rumah, sepertinya tidak ada alas an lagi bagi penduduk perkotaan untuk tidak mulai berkebun.
Adanya kebijakan serta aksi yang mengarah pada dukungan peningkatan ketahanan pangan di rumah tangga perkotaan akan lebih mendorong pertumbuhan aktivitas pertanian Urban di masyarakat perkotaan.